Pages

Selamat Datang Ke Sadau FM 99.9Mhz dan MoazmarFM ...Dekat Di Hati Menemani Anda Dimana Jua .....Radio Lebah Fm 99.9Mhz ini boleh dinikmati di linkaran 10 km dari studio dengan menggunakan mana mana radio FM ..samada radio kereta atau radio rumah ,radio HP dsb dan kedua dua station radio ini sdah di onlinekan jadi anda boleh mendengar dimana sahaja anda berada di seluruh dunia melalui laman sesawang anda....sebrang masalah dan cadangan sila email ke moazmar@yahoo.com .moazmaqr@yahoo.com.group lebahfm...> Radio LebahFM... 99.9MHZ telah berjaya di onnline ke laman sesawang ...peminat radio kini boleh menikmati siaran radio sadaufm 99.9Mhz dan moazmarFM dimana sahaja berada ..anda boleh klik je kat butang play tu .........Terima kasih atas sokongan anda .......Untuk paparan yang sempurna gunakan explorer 8 keatas...Terima kasih ...untuk melihat paparan lepas sila klik older post ruangan posting paling bawah ..Syukran ........ UQBAH BIN NAFIQ: "Ya Allah, kiranya aku tahu di seberang lautan ini masih ada daratan dan manusia nescaya aku renanginya untuk menjulang bendera Islam di sana". ...............LebahFM..Kenapa??.... Nabi Shalalahu ‘Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai ‘lebah’. Sesuatu yang tidak merosak dan tidak menyakitkan : “Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merosak dan tidak pula memecahkannya.” Semoga diri ini bisa menjadi ibarat lebah. Insya Alla . TGNA: “Perjalanan ini akan terhenti sekejap di lampu isyarat, dan akan diteruskan apabila lampunya bertukar hijau. Bersabarlah sekejap menunggu warna hijau itu, sementara warna merah dan kuning silih berganti. Tapi ingat enjin jangan dimatikan!" "SeOrAnG TeMaN, BiLa BeRjAuHaN, DiA AkAn MeNaNgIs KeRaNa RiNdU & Bila DeKaT, DiA AkAn MeNaNgIs KeRaNa TaKuT BeRpIsAh, JiKa HaRi iNi Ia DaTaNg, JaNgAn BiAr Ia BeRlAlu PeRgI... JiKa EsOk Ia BeRtAnDaNg JaNgAn HaRap Ia KeMbAlI LaGi, SeSuNgGuHnYa, YaNg InDaH ItU PeRtEmUaN, YaNg MaNiS ItU KeMeSrAaN, YaNg PaHiT ItU PeRpIsAhAn, YaNg TiNgGaL HaNyAlAh KeNaNgAn... HiLaNgNyA SeOrAnG TeMaN, IbArAt HiLaNg SeBeLaH TaNgAn, LuKaNya BoLeH DiUbAt TaPi HiLaNgNya TiAdA GaNtI" >
Dunia Sementara Akhirat Selamanya

Bismillahirohmannirohim...

Allah Swt menciptakan Dunia ini untuk kita Manusia.
Namun kita di Ciptakan oleh Allah bukanlah untuk Dunia ini

Allah Swt menciptakan kita adalah untuk kehidupan Akhirat yang Selama-lamanya
Ketetapan Allah bahwasanya Dunia ini hanyalah Sementara saja
Apa saja yang ada di dunia, siapa saja yang berada di Dunia hanya Sementara saja
Kaya di Dunia Kaya yang Sementara
Miskin di dunia miskin pun yang Sementara
Jadi Raja di Dunia raja yang Sementara
Jadi Rakyat pun Sementara saja



Jom Tengok Macam Macam TV yg Percuma termasuk tv1/2 dan lagi lagi

Tuesday, November 18, 2014

Nilai Ilmu


Lagi ILMU hari ini..Nak ILMU kan?
"Err.. percuma x? "
"Ada bayaran ke? "
" Busy la..lain kali boleh x? "
" Lama x program tu, saya kalau lama x nak la..sibuk. "
RAMAI YANG BERKIRA2 KAN?? .. Tahukah anda?
Sedangkan barang2 pun kita letakkan NILAI, inikan pula ILMU !!
ILMU ADA NILAINYA, kak peahhh oi...
Semakin tinggi nilai ILMU itu, semakin BESAR modal untuk dapatkannya..
X percaya??? Dah tu apa gunanya wujud SEKOLAH, KOLEJ, UNIVERSITI??
Dan nilai ILMU tu meningkat mengikut peringkat2 tersebut kan?
Dan sudah tentu makan masa bertahun untuk dapatkan ilmu tu kan?
Adakah anda BERKIRA untuk ilmu2 itu tanpa memikirkan apa bakal terjadi apabila anda sudah MAHIR dan MENGGUNAKANNYA nanti?
 Anda akan RASA SENDIRI dan LETAKKAN SENDIRI NILAI ilmu selepas anda tahu betapa bernilainya sesuatu ilmu itu..

Thursday, September 11, 2014

Senyum dalam Tangisan



Doa yang biasa dipanjatkan oleh Nabi Muhammad SAW saat ditimpa kesedihan dan kegelisahan :

Ya Hayyu, ya Qoyyum, birohmatika astaghits.”
(Ya Allah Yang Maha Hidup, dan Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan segala kasih-sayang-Mu aku memohon pertolongan-Mu).”

Doa lainnya yang dilantunkan Nabi Yunus saat memohon pertolongan Allah :
“‘Allahumma, la ilaha illa anta. Subhanaka, inni kuntu minazzhalimin –
Ya Allah, tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh aku ini termasuk orang-orang yang zalim’.

Adapun kiat untuk tetap tersenyum, hati menjadi lapang saat ditimpa ujian-Nya 

Sunday, August 31, 2014

SABAR MENGHADAPI UJIAN HIDUP

SABAR MENGHADAPI UJIAN HIDUP


Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang menerpanya. Sehingga tidak menjadikan dirinya berburuk sangka kepada Allah Subhanahu wata’ala terhadap apa yang telah ditentukan baginya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun seorang hamba yang beriman kepada-Nya harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai batu ujian atas keimanan yang mereka miliki. Allah Ta’ala berfirman :
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (Al Baqarah : 214)
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya :
“…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran : 146)
Selama roda kehidupan terus berputar, seorang takkan pernah luput dari menuai ujian dan cobaan. Dengan berbagai musibah yang datang silih berganti ini, hendaknya seorang introspeksi diri dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wata’ala. Bukan mengambil jalan pintas dengan mengklaim ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Karena tidak ada yang bisa memberikan solusi terbaik dari berbagai ujian dan cobaan hidup melainkan hanya Allah Azza wa Jalla.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menggambarkan kriteria seorang mukmin dalam menyikapi ketentuan Allah Subhanahu wata’ala, beliau bersabda :
عجباً لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ, فَكَانَ خَيْراً لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ ". رواه مسلم
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya. Dan tidaklah didapatkan pada seorang pun hal tersebut melainkan pada diri seorang mukmin : Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya.” (Riwayat Muslim)
Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, beliau menerangkan tentang hadits di atas : (Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya), maksudnya : “Sesungguhnya Rasul ‘alaihis sholatu wassalam menampakkan kekaguman beliau dengan pandangan kebaikan (terhadap perkara seorang mukmin), maksudnya : “terhadap urusannya.” Maka sesungguhnya seluruh urusan itu (dianggap) baik baginya dan tidak terdapat hal tersebut kecuali pada diri seorang mukmin. Kemudian Rasul ‘alaihisholatu wassalam memberikan rincian tentang perkara kebaikan tersebut dengan sabdanya : (Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya). Beliau (Asy Syaikh Al Utsaimin) berkata : “Ini adalah keadaan seorang mukmin. Setiap manusia berada dalam ketentuan-ketentuan Allah, baik berupa kesenangan maupun kesusahan. Dan manusia dalam menyikapi ujian dan cobaan ini terbagi menjadi dua golongan : mukmin dan non mukmin (kafir).
Adapun golongan Mukmin ; menganggap baik segala ketentuan Allah baginya. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti pertolongan-Nya serta mengharapkan pahala Allah. Semua itu merupakan perkara yang baik baginya dan dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang bersabar.
Jika kesenangan itu mendatanginya, baik berupa kenikmatan agama ; seperti ilmu, amalan sholih dan kenikmatan dunia ; seperti harta, anak-anak dan keluarga, maka dia bersyukur lagi menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, seorang mukmin memperoleh dua kenikmatan, yaitu : kenikmatan agama dan dunia. Kenikmatan dunia diperoleh dengan kesenangan dan kenikmatan agama diperoleh dengan bersyukur. Maka inilah kondisi seorang mukmin.
Adapun golongan non mukmin ; (Sungguh) berada dalam kejelekan, wal’iyyadzubillah. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia tidak sabar, berkeluh kesah, mencemooh, mengutuk, mencerca masa (waktu) bahkan mencela Allah Azza wa Jalla.
Jika kesenangan menghampirinya, dia tidak bersyukur kepada Allah. Maka kesenangan ini akan menjadi balasan siksaan di akhirat.
Maka kondisi orang kafir tetap jelek, baik mendapatkan kesusahan maupun kesenangan. Berbeda halnya dengan orang mukmin yang senantiasa dalam kebaikan dan kenikmatan.
Ada beberapa faedah (yang bisa kita ambil) dari hadits ini :
1. Adanya dorongan (untuk tetap kokoh) diatas keimanan. Dan seorang mukmin senantiasa dalam kebaikan dan kenikmatan.
2. Adanya dorongan untuk sabar atas kesusahan yang menimpa. Karena (sabar) merupakan perangai keimanan. Apabila anda sabar dalam menghadapi kesusahan dan diiringi dengan menanti (pertolongan) Allah agar dibebaskan dari (kesusahan tersebut). Kemudian mengharap pahala Allah Subhanahu wata’ala, maka hal tersebut merupakan tanda keimanan.
3. Adanya dorongan untuk bersyukur tatkala (memperoleh) kesenangan. Jika seorang bersyukur kepada Rabbnya atas nikmat yang diperoleh. Maka ini adalah taufiq dari Allah dan termasuk salah satu sebab bertambahnya kenikmatan, Sebagaimana Allah berfirman :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim : 7).
Jika Allah memberi taufiq kepada seorang hamba untuk bersyukur kepadanya, maka ini adalah suatu nikmat yang patut untuk disyukuri untuk kedua kalinya. Dan apabila dia diberi taufik lagi, maka itu adalah suatu nikmat yang patut disyukuri untuk ketiga kalinya. Demikian seterusnya.
Sedikit sekali manusia yang mensyukuri nikmat-Nya. Oleh karena itu, jika Allah menganugerahkan kepada anda rasa syukur dan memberikan pertolongan padanya, maka ini adalah nikmat.
Oleh karena itu, disebutkan dalam sebuah sya’ir :
Jika rasa syukur terhadap nikmat Allah itu adalah sebuah nikmat
Maka yang semisalnya (nikmat tersebut) wajib pula disyukuri
Tidak akan sampai rasa syukur itu melainkan dengan keutamaan-Nya
Walaupun hari-hari (masanya) panjang dan umur pun (masih) menyertai
(Syarah Riyadhus Sholihin hal 95-96 cet Darul Aqidah)
Alangkah indahnya perangai seorang mukmin ketika menghadapi ketentuan-ketentuan yang berlaku padanya. Jika ujian itu datang berupa nikmat, maka dia mensyukurinya. Dan jika ujian itu datang berupa kesulitan, kesusahan, kemiskinan, kelaparan, musibah dan sebagainya, maka dia bersabar dengannya. Dua perangai tersebut, yaitu syukur dan sabar merupakan amalan yang agung, bahkan keduanya termasuk dalam perangai keimanan. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian Salaf : “Iman itu dua bagian, bagian pertama adalah sabar dan bagian kedua adalah syukur.” Dan mereka menyandarkan perkataan tersebut dengan firman Allah Azza wa Jalla :
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” (Ibrahim : 5)
Macam-Macam Kesabaran
Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin : “Sabar adalah menahan jiwa dari keluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh serta menahan anggota badan dari berbuat tasywisy (tidak lurus). Sabar ada tiga macam : Sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah, sabar dari maksiat, dan sabar dari cobaan Allah.”
Oleh karena itu sabar dibagi menjadi tiga tingkatan :
1. Sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena takut ancaman Allah, senantiasa dalam keimanan dan meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih dari ini adalah sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Penyebutan sabar dari maksiat memiliki dua sebab dan dua faedah :
Sebab pertama adalah takut ancaman yang akan menimpanya bila melakukan maksiat.
Sebab kedua adalah malu kepada Allah.
Adapun dua faedah sabar dari meninggakan kemaksiatan adalah tetapnya keimanan dan menjauhkan diri dari yang haram.
2. Tingkatan sabar yang kedua adalah sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan terus-menerus melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan memperbaikinya.
Tingkatan kedua ini menunjukkan bahwa melaksanakan ketaatan lebih ditekankan daripada meninggalkan maksiat. Sehingga sabar pada tingkatan kedua ini di atas tingkatan sabar dari meninggalkan maksiat.
Sabar dalam tingkatan kedua ini mengandung tiga hal :
a. terus menerus dalam ketaatan.
b. Ikhlas dalam melaksanakannya.
c. Mengerjakannya sesuai dengan kandungan ilmu.
Ketaatan akan sirna bila salah satunya tidak terpenuhi. Seorang hamba bila terus-menerus dalam ketaatan berarti dia telah menunaikan (ketaatan itu). Dan jika mampu untuk melaksanakannya secara berkesinambungan, maka dia akan menghadapi dua bahaya berikutnya :
a. Tidak ikhlas, bila yang menimbulkan ketaatannya bukan semata-mata mengharap wajah Allah. Bahaya ini dihindari dengan cara memelihara keikhlasan.
b. Tidak sesuai dengan ilmu, maksudnya ; tidak sesuai dengan sunnah. Dan menghindari bahaya ini dengan mutaba’ah (mengikuti) jejak Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. (Madarijus Salikin jilid 2 hal 171-173 Darul Kutub Al Ilmiyah cet. thn 1420 H)
Ada beberapa hal yang akan menuntun seorang hamba sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan, sebagai berikut :
1. Hendaklah dia menyaksikan bahwa Allah Subhanahu wata’ala adalah Pencipta amal perbuatan hamba, baik gerakan-gerakan, tingkah laku dan kehendak-kehendak mereka. Kapan saja Allah menghendaki terjadinya amal perbuatan tersebut maka terjadilah. Dan jika Allah tidak berkehendak maka tidak terjadi. Tidak ada satu debu pun yang bergerak di permukaan bumi maupun di dalam perut bumi melainkan dengan ijin dan kehendak-Nya.
2. Hendaklah dia memandang kepada dosa-dosa yang telah dilakukannya. Dan Allah menimpakan musibah-musibah tersebut disebabkan dosa-dosanya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).
Apabila seorang hamba menyadari bahwa musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang melilit dirinya. Dikatakan oleh Ali bin Abu Tholib dan selainnya : “Tidaklah turun suatu malapetaka melainkan karena dosa. Dan tidaklah diangkat (malapetaka tersebut) kecuali dengan bertaubat.”
3. Hendaklah dia mengetahui bahwa Allah bersamanya apabila dia bersabar. Dan Allah cinta dan ridho kepadanya. Jika Allah bersamanya maka dirinya tidak terhanyut oleh berbagai gangguan dan mudharat, dimana tidak ada seorang pun dari kalangan makhluk-Nya yang mampu menghalau. Allah Ta’ala berfirman :
"Dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Anfal : 46)
Dan Firman-Nya :
“…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran : 146)
Al Imam Syafi’i berkata dalam sya’irnya :
Bersabarlah yang indah, alangkah
dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa
diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan berhasil
Barangsiapa yang membenarkan Allah,
tidak akan terbawa gangguan.
Dan barangsiapa yang mengharapkan-Nya,
Dia akan ada dimana dia mengharap. (Manaqib Asy Syafi’i, Al Baihaqi 2/362)
4. Hendaklah dia mengetahui bahwa jika dia bersabar, maka Allah akan menjadi penolongnya. Sesungguhnya Allah Maha Pelindung terhadap orang-orang yang sabar dan tidak akan menzholiminya.
Demikianlah risalah ringkas tentang sabar dalam menghadapi ujian hidup. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kepribadian yang tangguh dalam menghadapi berbagai cobaan di dunia ini dan kembali ke negeri Akhirat dalam keadaan memperoleh ridho-Nya. Amin ya Rabbal ‘alamin

Monday, August 11, 2014

Siapa Kita Untuk Menilai Orang Lain

Erm.. kenapa perlu celik akal?. Allah SWT menciptakan manusia dan binatang dengan otak namun, yang membezakan antara manusia dengan binatang adalah akal. Sebab tulah kita pilih celik akal sebagai 'pencuci mulut' buat santapan minda kita. Bagi kita, semua manusia itu mempunyai akal namun hanya sebilangan sahaja daripada kita yang benar-benar menggunakannya. Tahukah kita bahawa otak kita merupakan bahagian tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari semua kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak kepala, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan 'Popper K.R. and J.C. Eccles1977'. Tapi, bagaimana pula kita hendak mengukur akal? Itulah salah satu kuasa Allah Azza Wajallah Maha Besar.

Sejenak kita memikirkan tentang manusia yang bijakmenggunakan akal untuk merosakkan hidup orang dengan menabur fitnah, mencaci, menghina, dan sebagainya demi untuk memuaskan nafsu dan kepentingan diri sendiri. Meningkatkan diri sendiri dengan hasil daripada kejatuhan orang lain untuk mendapatkan perhatian masyarakat dan mengecapi kesenangan dengan mengambil kesempatan kotor atas nama penipuan dan penindasan. Menutupi kelemahan dan dosa sendiri sedangkan bersenang-senang bercerita tentang hal orang lain dan menuding satu jari menandakan 'kau yang melakukan segalanya'sedangkan empat jari memantul balik ke arah diri sendiri, bijak kan? Mungkin ini yang mereka belajar di dalam hidup mereka dan mereka membawa bukti bahawa inilah NILAI diri mereka dan keadaan ini juga membuktikan bahawa mereka sebagai Lawyer Buruk... Tahu kenapa? Sebab secara tidak langsung mereka sudah melakukan sikap negatif, yang suka menghukum dan menghakimi orang lain.

Jika kita insan yang waras, kita akan sedar bahawa tugas yangseberhaknya menghukum adalah urusan Allah SWT kerana Dia yang menciptakan kita dan padaNya lah tempat kita kembali kelak. Bukankah Dia yang Maha Mengetahui atas segala perkara?Siapa dan apa hak kita untuk menghakimi kehidupan orang lain? Sesuci manakah diri kita sehingga menghina orang lain dan mulia sangatkah kita apabila bergelar penghina? Jika kita tidak dapat mencerminkan 'siapa' diri kita yang sebenarnya, sekurang-kurangnya renungilah sejarah silam tentang apa yang pernah kita lakukan dulu. Maka dengan itu mereka akan sedar bahawa 'ludah'mereka yang sememangnya berbau yang selama ini hanya asyik 'meludah' ke arah orang lain. Buktinya sudah ada 'apabila sering mengata dan mencari kelemahan orang lain' dan sesekali tanyalah diri kita sendiri, 'baik sangatkah aku nie?'Kesimpulanya disini, marilah kita fikir mengunakan akal kita sebelum hati kita menjadi hitam akibat jauh daripada mendapat hidayah daripada Allah SWT.

'Tinggalkan apa yang meragukan kamu kepada apa yang tidak meragukan kamu. Sesungguhnya kebenaran adalah ketenangan dan pembohongan adalah keraguan' (Riwayat al-Tirmizi dan Ahmad)...

Saturday, July 26, 2014

Salam Aidilfitri dari kejauhan

Salam buat semua sahabat dalam kesempatan yang terbatas sepuluh jari di susun andai ada salah dan silap yang di lakukan ......semoga  ada kesempatan untuk bersama ............


Tuesday, July 1, 2014

Ramadhan



MUNAJAT RAMADHAN…
Ya Allah…ya Rahman…ya rahim…
Dalam dakapan Ramadhan yg suci ini, Dengan rasa rendah diri, Kami yg kerdil dan hina ini memohon doa dgn penuh pengharapan kpdMu ya Allah… semoga Engkau sudi mendengar permintaan kami, krn sesungguhnya Engkaulah Tuhan yg Maha Mendengar.
Ya Fattahu ya alim…
Ajarkanlah kami yg lemah ini utk melihat jln keluar dr semua masalah yg membelenggu kami, bukakanlah hijab kpd kami yg tak mampu melihat setiap kebaikan pd kejadian dan takdirmu. Ya Allah..takdirkanlah yg baik2 utk diri kami, Jgnlah kau menguji kami pd apa yg tidak mampu kami lalui.. Bukakanlah pintu2 rahmatMu utk kami ya Allah…
Ya Allah Rabbul Jalil….
Sejahterakanlah utk kami dgn kesihatan yg baik..supaya dgnnya kami dpt beribadah kpdMu. Ya Allah..ampunkanlah segala dosa kami, krn kami terlalu byk dosa kpdMu ya Allah…Kami lupa akan Engkau ketika sihat, kami ingat pdMu bila ditimpa sakit, Kami lupa kdpMu ketika senang, kami ingat pdMu bila dtg kesusahan. Kami lupa kpdMu disaat kami gembira, Kami ingat kpdMu ketika sedih dan kecewa, Kami habiskan usia muda dgn keseronokan dunia, kami mula mengingatiMu tika usia sdh tua, ..justeru ya Allah...ampunilah semua dosa kami..berilah kekuatan kpd kami utk melawan hawa nafsu dan dunia yg sentiasa mlalaikan kami drp mengingatimu ya Allah…
Ya Allah…ya Rahman..ya Rahim…
Ampunkanlah dosa kedua ibubapa kami,. setiap titik susu ibu yg mgalir dlm diri kami...kau gantilah dgn kebajikan utknya yg boleh mbawanya ke syurgaMu ya Allah...ya Rahman...pd setiap keringat yg mngalir pd tubuh ayah kami dlm mcari rezki kpd kluarga kami...kau gantikanlah dgn keampunan yg mbawa ke syurgaMu ya Allah. Sesungguhnya pengorbanan mereka tdk akan mampu kami membalasnya. Bahkan terkadang mereka hidup dlm kesusahan dan kesempitan, sdgkan kami berada dlm kesenangan dan kemewahan...Justeru kurniakanlah kpd kedua ibubapa kami tempat yg istimewa d syurgaMu ya Allah…..
Ya Allah….
Kami juga memohon ampun utk kaum kerabat kami, sahabat2 kami dan guru2 kami yg terlebih dahulu pergi meninggalkan kami kealam barzakh…golongkanlah mereka dlm org2 kau redhai…apabila tiba pula giliran kami menuju barzakhMU..maka Kau ambillah kami dlm keadaan yg baik2…dlm keampunan dan rahmatMu ya Allah…
Ya Allah ya azizz…
Kurniakanlah kpd kami jiwa yg tenang dan tenteram…hiasilah hati kami dgn sifat syukur, redha, sabar, ikhlas, amanah dan bertanggungjawab…Kau jauhkanlah drp kami sifat ujub, riak,takabbur, fitnah, mengadu domba, sangka buruk dan khianah.
Ya Rashid…ya rahman…ya Rahim..
Jika ada diklgan kami mereka yg diuji dgn kesusahan, maka kau bantulah mereka, permudahkanlah urusan mereka, jika ada d klgn kami mereka yg bersedih hati, berikanlah ketenangan dan jln kluar kpd mereka, jika ada d klgn kami sdg berhajat dgn keperluannya, maka tunaikanlah hajat mereka, dan cukupkanlah keperluan mereka, jika ada d klgn kami mereka yg diuji dengan sakit, maka kau sembuhkanlah mereka ya Allah…agar dapat beribadah bsama kami. Jika ada dklgn kami mereka yg derhaka kpd ibubapa atau terkurang dlm melayani mereka, maka kau ampunilah mereka, jdkanlah kami anak2 yg taat dan berbakti..sesungguhnya Engkaulah tuhan yg maha mendengar dan mengasihi…
Ya Allah ya malikal mulk…
Ya Razak..ya fattahu ya alim…
Kurniakan kpd kami rezeki yg halal lg dberkati. dan jdkanlah dgn rezeki itu kami semakin dekat dgnMu..sebaliknya, jgnlah kau jdkan kami drp gol yg lupa diri setelah mndapat kurniaannMu.
Ya Allah….
Bantukanlah kami dlm menjalankan urusan agama kami, Elokkanlah urusan dunia kami, yg padanya tempat kami mencari kehidupan, Elokkanlah urusan akhirat kami, yg padanya tempat kami akan kembali utk selama2nya.. jdkanlah kehidupan kami ini sebagai tambahan segala kebaikan kpd kami, dan jadikanlah kematian sebagai ketenangan kpd kami dr segala kejahatan, Sesungguhnya kami ingin kembali kpdMu dgn jiwa yg tenang….
Ya Allah ya zal jalali wal ikram…
Ya Allah….Jgnlah kau jdkan ramadhan ini sbg yg terakhir buat kami, temukanlah kami dgn Ramadhan yg akn dtg…
Tapi, Andai ini Ramadhan terakhir buat kami, jdkankanlah puasa kami sbg puasa yg Kau rahmati, jdkanlah ramadhan ini paling bererti, penuh dgn cahaya iman, menerangi kegelapan hati kami menuju redha serta kasih sayangmu ya Allah…jdkanlah ramadhan ini sebagai penghapus dosa2 kami.. Ya Allah…temukanlah kami dgn lailatul qadr…pilihlah kami dikalangan hambaMu yg dpt beramal d mlm al-Qadr….Ya Allah..terimalah amalan kami..terimalah taubah kami..ampunkanlah segala dosa kami...amankanlah kehidupan kami disana nanti yg kekal abadi…kurniakanlah kpd kami syurgamu yg maha luas nikmatnya…

Jiran



Tidak sempurna iman 
Jika kau tidur dalam kekenyangan
Sedang jiran tetanggamu 
Menangis kerana kelaparan?
~ Al-Hadis ~

Dua kata yang berbeza 
Dicantum menjadi satu
Tetap tidak kan sama maksudnya 
Berlain sifatnya, nilainya, hikmatnya 
Sendu dan sendawa


Adakah kau tahu 
Siapakah mereka jiran tetanggamu
Pernahkah engkau melihat 
Apakah dalam sendu atau sendawa
Kenalilah dan bertegurlah sapa
Dengan akhlak yang mulia
Hidup berjiran susah dan senang
Suka duka dirasa bersama

Hak tetangga berkenal bermesra
Hak tetangga menggembirakannya
Hak tetangga bertanya khabarnya
Makan minumnya semua

Kenalilah jiran kita
Hormatilah kita sesama kita
Hormatilah jiran kita, bersaudara?

Hak tetangga menutup aibnya
Hak tetangga doakan mereka
Hak tetangga menjaga hartanya
Sakit demamnya

Hormatilah jiran kita
Kita sesama kita

Bersaudara ibarat pohon tumbuh merendang
Jadi teduhan musafir lalu
Hujan dan panasnya

Bersaudara ibarat tubuh manusia
Satu anggota terasa sakit
Sakitlah seluruh anggotanya

Thursday, June 26, 2014

salam Ramadhan

salam ramadhan Dari Ambo..
moazmar  

Sunday, June 22, 2014

UJIAN ITU MANIS

5 TIPS AGAR JIWA TABAH MENGHADAPI UJIAN YANG MENDATANG


 1. DUNIA INI SEMENTARA, ALLAH PENENTU SEGALANYA
Sentiasa menyedari bahawa hidup di dunia ini hanya lah sementara dan permainan sahaja. Kita hidup atas dunia ini hanya sekali, jadi kita tidak boleh mensia-siakannya dengan sesuatu yang tidak bermakna.Ikhtiar yang disertai dengan niat yang sempurna itulah yang perlu ada. Perkara apapun yang terjadi, kita patut serahkan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Tahu agar menentukan yang terbaik buat kita. Kita harus sedar betul bahawa, yang terbaik bagi kita menurut pandangan kita, belum tentu terbaik bagi kita menurut Allah Ta’ ala. Pengetahuan kita tentang diri kita atau tentang apapun amat terbatas. Sedangkan pengetahuan Allah menyeliputi segala-galanya. Sehingga betapa pun kita sangat menginginkan sesuatu, tetapi hati kita harus kita persiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapan kita. Kerana mungkin itulah yang terbaik bagi kita. Ingatlah bahawa, ALLAH itu Maha Adil lagi Bijaksana. 

2. REDHA
Realiti hidup yang terjadi pada kita, kita kena terima dengan redha dan seadanya. Itulah kenyataan dan episod hidup yang harus kita jalani. Emosional, sakit hati, tertekan, atau apa jua perkara yang membuat hati kita menjadi kecewa dan sengsara, harus kita tinggalkan. Ingatlah bahawa, samaada kita tertekan dan tidak gembira, atau kita tidak tertekan dan gembira, ia tetap begitu jadinya.Maka adalah lebih baik kita redha dan terima apa yang berlaku dengan berlapang dada dan hati yang terbuka. Perit kita telan, manis pun kita telan. Nikmatilah pahit manis itu seadanya. 

3. INGAT JANJI ALLAH
Meyakini bahawa hidup ini bagai siang dan malam yang pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus menerus dan tak mungkin juga malam terus menerus. Pasti setiap kesenangan ada hujungnya begitulah masalah yang menimpa kita, pasti ada akhirnya. Kita harus sangat sabar menghadapinya. Ujian yang diturunkan Allah kepada kita, pasti sudah ditetapkan dengan penuh keadilan. Tak mungkin ujian yang menimpa itu, melampaui batas kemampuan kita. Kerana Allah tak pernah menzalimi hamba-hambaNya. Ingatlah bahawa, semua fikiran negatif dan emosi buruk kita hanya akan mempersulitkan dan menyengsarakan diri kita saja. Pujuklah h ati, agar kita tidak menekan diri sendiri. Hati dan fikiran kita dipujuk agar tetap tenang, tabah dan sabar. Kita harus berani menghadapi mehnah masalah ujian demi ujian. Kita tak boleh lari dari kenyataan. Kerana lari nya kita itu tak akan menyelesaikan masalah. Bahkan ia sebaliknya hanya akan menambah permasalahan.Jadi, semua yang berlaku harus kita hadapi dengan baik. Kita tak boleh menyerah mudah, kita tak boleh kalah menyerah. Pastinya segala sesuatu itu ada akhirnya. Begitu jualah permasalahan yang kita hadapi. Seberat manapun ujian Allah pada kita, yakinlah dengan janji Allah Ta’ ala : “Fa innama’al usri yusran, inna ma’al usri yusran”. Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, dan bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji Allah itu pasti benar. Kerana itu, apalah guna kita menekan diri. 
4. PASTI ADA HIKMAH
Semua apa yang terjadi, samaada baik atau buruk, terjadi adalah dengan izin dan kehendak Allah Ta’ ala. Dan pastinya Allah tak mungkin berbuat sesuatu dengan sia-sia.Setiap sesuatu perkara itu, pasti ada hikmah disebaliknya. Sepahit mana pun derita yang kita tanggung, pasti ada kebaikan yang terkandung di dalamnya jika kita terima dan hadapi dengan sabar dan redha. Cuba kita renung dan fikirkan, kenapa Allah mentakdirkan semua ini menimpa kita. Setidak-tidaknya ia adalah sebagai peringatan atas dosa-dosa dan kelalaian yang kita telah lakukan. Atau mungkin Allah mahu naikkan darjat dan kedudukan kita di sisi Nya.Mungkin agak sukar untuk kita sedar kesilapan dan kesalahan yang telah kita lakukan. Namun, iktibar dari setiap ujian yang menimpa sebenarnya mencerminkan amalan dan tingkah laku yang kita lakukan. Tak usah takut atau bimbang menerima kekurangan dan kesilapan yang kita telah lakukan. Yang penting, kita mesti berazam sungguh-sungguh untuk memperbaiki kelemahan yang ada. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Muhasabahlah diri, bertaubat atas dosa dan mohonlah hidayah dan kekuatan daripadaNya.

5. ALLAH SAJA PENOLONG KITA
Kita wajib meyakini bahawa, walau seluruh manusia, jin dan semua makhluk atas dunia ini bergabung untuk menolong kita sekalipun, ketetapan Allah tetap akan berlaku. Semua usaha pasti tidak akan membuahkan hasil tanpa izin Allah Ta’ala. Hati kita mesti bulat yakin sepenuhnya bahwa hanya Allah lah satu-satunya yang dapat menolong dan memberi jalan keluar terbaik daripada sebarang perkara yang terjadi. Allah Maha Berkuasa atas segala-galanya. Dialah pemilik dan penguasa segala sesuatu. Dialah yang mengatur segala-galanya.Maka, kita harus bermunajat dan berusaha menagih simpati daripadaNya agar menolong kita. Mengadu dan dekatilah Allah dengan membuat amalan yang disukaiNya. Pohonlah hidayah, kekuatan dan pertolongan daripadaNya. Bebaskan hati dan diri kita daripada mengharap pada makhluk dan selain daripada Allah. Tagih dan pintalah pertolongan dengan sabar dan solat. Ingatlah firman Allah Ta’ ala yang bermaksud “ Barang siapa bertakwal kepada Allah, nescaya akan diberi jalan keluar dari setiap urusannya dan diberi rezeki dari arah yang tak disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah nescaya akan dicukupi segala keperluannya.”(QS [65] : 2-3)

Akhir kata, aku doakan semoga dikau tabah menghadapi dugaan dan ujian hidup yang sementara ini. Jaga lah hubungan dengan Allah. Buatlah segala apa yang diperintahkanNya. Dan tinggalkanlah semua laranganNya. Semoga dikau beroleh petunjuk dan diberi kekuatan oleh Allah dalam mengharungi hari-hari mendatang. All the best! Kepada semua pembaca , saya juga mendoakan agar anda semua diberkati dan dirahmati oleh Allah Ta’ala. Semoga hidup kita aman bahagia dan ceria selalu

Saturday, June 21, 2014

share je

Kelaziman hidup rakyat malaysia,,

upsr!
ibubapa berebut2 anak dapat 5A
lepas 5A berebut nak masuk asrama penuh
malam2 hantar tuition
tak kira pagi petang siang malam
kalau nasib baik masuk u terus
dapat pinjaman ptptpn
habis belajar cari kerja
beli kereta

5-6 tahun bayar pinjaman
beli satu lagi untuk isteri
belum habis bayar tukar baru
pinjam lagi
lepas tu, beli rumah
bayar pinjaman rumah potongan gaji
sampai pencen berhutang bayar rumah,
kalau dua2 kerja, beli sebuah lagi, utk disewakan
bertambah lagi hutang

urusan harian menggunakan kad kredit pula
peralatan rumah kelas2 belaka,
pakaian kalau tak berjenama, tak pakai
semuanya berhutang
hutang2 sentiasa bertambah,
bunga kad keridit sentiasa berganda
simpanan tak tahu berapa,,
itulah 'trend' hidup jenerasi baru kini dan akan datang,,
profesional2 pun terperangkap

akibat ingin melahirkan kemewahan
mewah dalam zon selesa yg tak selesa
hasil ajaran yahudi dan nasrani
mereka (NS)menghancurkan dan memusnahkan Quran
mereka cuba memadamkan al Quran (surah 9:32, 61:8)
mereka membunuh karakter (Surah 4:88-89)
Umat Islam dilebelkan bodoh (surah 95:4-5)
Umat Islam dimunafikkan ((ayat 47:24-30)

Umat Islam tidak punya pegangan,
lepas dari rahmat Allah (Surah 6:55, 2:105)
ini semua angkara yahudi nasrani,
Allah telah abadikan sejak 1400 tahun,
tetapi Umat Islam dipalingkan dari Al-Quran
dgn pelbagai hiburan dan kemewahan
hingga mak bapa dilupakan
tak tahu apa mereka makan

"orang2 yahudi dan nasrani tidak akan
menerima ajaran engkau wahai Muhammad,
sehingga engkau ikut akidah mereka" (maksud ayat)

bila kita nak terlepas dari genggaman mereka,,
bila pula kita nak berubah,,
negara dah merdeka 57 tahun
tapi kita Melayu masih tak merdeka
masih perlukan 'tongkat'
malu kita kpd org2 yang tak 'bertongkat'
macam mana nak laju jika sentiasa bertongkat
orang bertongkat sentiasa dipandang lemah!
Mari kita berfikir untuk berubah,
agar kita bersih dari genggaman sekular capitalis

Mari kita belajar ilmu2 Quran
di dalamnya penuh rahsia
bekal menyelamatkan kita
bahagia di dunia bahagia di akhirat
biar pun kita bersederhana,
tetapi hidup penuh syariat
rezeki buat kita tetap ada
Allah dah susun atur dari azali lagi
berusaha bertawakkal, berserah

duniayg kita tinggal penuh imarah
sedekah dan jariah melimpah ruah
anak keturunan menjadi khalifah
menemui Allah penuh harapan dan kegembiraan
itu sebenarnya,, janji kita dgn Allahsejak azali

Islam menuntut kesederhanaan (wasatiyyah),,
..uae.

Monday, April 14, 2014

Takut




"Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah antara hamba-hambaNya ialah para Ulama (orang berilmu)"
(Al-Fatir : 28)
Takut itu bukanlah dengan bercucurannya air mata, lantas di sapu air mata tersebut dengan kedua tangan, tetapi ketakutan yang sebenar kepada Allah adalah apabila kita mampu MENINGGALKAN DOSA yang akan mengundang azabNya. Orang yang takut adalah orang yang sentiasa berhati-hati menjauhi segala laranganNya.
(Solusi Isu 40 : Rashidy Jamil Al-Rashid)

Untuk Apa Saya Hidup Di Dunia ?



” Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku..” (QS Adzdzariyat :56)

Pertanyaan penting yang kedua adalah untuk apa hidup. Mencari arti hidup adalah sangat penting. Siapapun yang tidak memiliki misi hidup, hidupnya akan terombang-ambing, tidak jelas, dan dipastikan tidak berarti. Hanya mereka yang memiliki misi hiduplah yang akan berarti dalam hidup, berarti buat dirinya , juga buat orang lain. Manusia tanpa misi bagaikan hewan , yang hanya hidup , karenya nyawanya ada. Hidup hewan tidak lebih berputar sekitar lahir, makan, cari makan, seksual, melahirkan anak, buang air ….
Manusia yang hidup tanpa misi bagaikan hewan. Inilah yang disindir oleh Allah SWT dalam Al Qur’an, mereka disebut bagaikan hewan , bahkan lebih dari hewan. Ciri mereka : tidak mau berpikir, meskipun sudah diberikan akal (qolbu). Tidak mau menggunakan mata untuk melihat kebenaran. Telinga seakan ditutup tidak mau mendengar kebenaran.
Persoalannya bagaimana cara manusia mencari misi hidupnya. Logikanya, yang paling tahu untuk apa kita hidup , tentu saja yang menciptakan kita, Allah swt. Allah-lah yang Maha Tahu, paling mengerti untuk apa kita hidup, untuk apa Dia menciptakan kita. Adalah sangat logis kalau kita mencari arti hidup dengan melihat firman Allah SWT di Al Qur’an. Dengan sangat jelas, Allah swt menyebutkan misi hidup utama kita adalah beribadah. Firman Allah swt : “” Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku..” (QS Adzdzariyat :56)”
Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas dengan: agar mereka (jin dan manusia) menetapi ibadah kepada-Ku. Ibn al-Jauzi menafsirkan ayat di atas dengan: agar mereka tunduk dan merendahkan diri kepada-Ku. (Zâd al-Masîr, 8/43). Maksud ayat di atas adalah agar mereka menjadi hamba Allah, melaksanakan hukum-Nya, dan patuh pada apa yang ditetapkan Allah kepada mereka (Ibn Hazm, Al-Fashl fi al-Milal wa al-Ahwâ’ wa an-Nihal, 3/80). Inilah hakikat ibadah. Ibadah tidak lain adalah mengikuti dan patuh, diambil dari al-‘ubûdiyyah; seseorang hanya menyembah Zat Yang ia patuhi dan Yang dia ikuti perintah (ketentuan)-Nya (Ibn Hazm, al-Ihkâm fî Ushûl al-Ahkâm, 1/90).
Ringkasnya, makna ibadah adalah tunduk dan patuh kepada hukum-Nya. Inilah ibadah dalam pengertian yang luas, yakni taat kepada kepada seluruh aturan Allah swt. Taat kepada Allah artinya tunduk kepada seluruh aturannya. Mulai dari ibadah mahdoh seperti sholat, zakat, puasa, haji. Termasuk juga aspek mu’amalah seperti ekonomi, politik, keluarga, pendidikan.
Makna Ibadah diatas juga berarti merupakan penolakan terhadap seluruh aturan yang bukan berasal dari Allah SWT. Sebab, beribadah semata-mata kepada Allah SWT, artinya semata-mata diatur oleh hukum Allah SWT. Menjadikan hukum selain Allah sebagai hukum, berarti bermakna menyembah selain kepada Allah SWT.

Dengan demikian manusia yang punya misi hidup untuk beribadah, bukan hanya mengikuti Allah swt di masjid, di sajadah, di Baitul haram saat berhaji. Tapi juga saat di kantor, di kursi parlemen, di meja pengadilan. Orang punya misi ibadah karenanya tidak hanya rajin ibadah tapi juga tidak korupsi, tidak membuat kebijakan yang mensengsarakan rakyat. Dia bukan hanya melempar setan pada saat jumroh di Tanah Haram, tapi juga memusuhi setan di tanah air.
Misi hidup inilah yang nanti akan dituntut pertanggungjawabannya oleh Allah swt. Layaknya seorang presiden yang diberikan mandat oleh parlemen, setelah tugas selesai, yang memberikan mandat akan bertanyak kepada sang Presiden, sejauh mana dia telah melaksanakan mandat itu. Nasib presiden pun ditentukan apakah dia bisa bertanggungjawab atau tidak. Dengan ‘ibadah’ ini nanti juga akan menentukan nasib kita di Yaumil Akhir, meraih surga atau dicampakkan Allah Swt di neraka jahannam yang keras.
Misi hidup untuk beribadah inilah yang akan menghantarkan dia pada ultimate goal seorang muslim yakni meraih ridho Allah swt. Kerinduan puncak seorang muslim, saat Kekasih Tercintanya memanggil dengan penuh ridho, sementara diapun ridho kepada Allah swt.: Firman Allah SWT :
يَاأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ(27)ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً(28)فَادْخُلِي فِي عِبَادِي(29)وَادْخُلِي جَنَّتِي
” Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam jam’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku” ( QS Al Fajr : 27-30)
Tanbihul Ghofilin
Imam Bukhori Muslim meriwayatkan dari Anas ra. Dari Rosulullah Saw. bahwa beliau pernah bersabda : ” Jenazah itu akan diikuti oleh tiga perkara, yakni keluarga,harta, dan amalnya. Yang dua perkara itu akan pulang, sedang yang akan tetap menemaninya hanya satu perkara. Keluarga dan hartanya akan pulang, sedangkan yang akan tetap menemaninya hanyalah amalnya,”
(dikutip dari buku Renungan Hidup Mantan Rocker Harry Moekty)

Tuesday, April 8, 2014

Belajar dan Belajar dalam apa jua keadaan



learn to learn

kita belajar drpd ujian,kita belajar drpd pengalaman,
kita belajar utk menerima ketentuan, kita belajar utk
yakin pada janji Tuhan, kita belajar utk faham erti memahami
dan kasih sayang..
kita belajar dari segalanya, yang kembali membawa kita
kepada Dia, tak kira ke belok selatan @ utara sekalipun

Wednesday, March 26, 2014

Jika !



Jika tidurku itu jalan untuk mengenali Mu..maka tidurknlh akuu..jika sakit itu jalan untuk mengingati Mu..maka sakitkn lah aku..dan jika mati itu jalan untuk bertemu denganMu..maka matikan lah aku..sesungguhnya aku merindui mu Ya Allah 

Kalau Berumah Ditepi pantai ?



Surat dari Dr Muhammad Badie' dari dalam tahanan yang telah disebarkan melalui page rasmi beliau :

"Tuhanmu telah berkehendak untuk mengumpulkan orang-orang yang benar dalam satu kelompok, dan orang-orang yang batil dalam satu kelompok lain, sebagaimana tuhan telah mengumpulkan Musa a.s dan kebenaran bersama pengikut-pengikutnya, seperti Firaun dan kebatilan bersama-sama pengikutnya sehingga apab
ila tidak tinggal apa-apa pilihan atau cara dan jalan dihadapan para pengikut kebenaran melainkan hamparan laut yang luas dan para tentera dibelakang mereka, maka kemenangan dari Allah akan turun menyelamatkan kebenaran dan para pengikutnya sekaligus menghancurbinasakan kebatilan dan pengikut-pengikutnya.

Yakinlah bahawa kemenangan itu telah hampir dan pengikut-pengikut kebatilan masih menjunjung kebatilan mereka, sedang pengikut-pengikut kebenaran menjunjung syariat mereka untuk membezakan kedua kelompok tadi, maka Allah akan memberi kemenangan kepada kebenaran dan pengikut-pengikutnya, dan menenggelamkan kebatilan berserta pengikut-pengikutnya"

Dr Muhammad Badie'
Mursyidul Am Ikhwan Muslimin

Takbir !!! Allahu akbar 3x!!!! 

Bila Keyakinan dalam Diri ada..SYAHID cita cita


Dihukum ke tali gantung tapi masih mampu tersenyum

Inilah sebahagian daripada 529 wajah-wajah yang telah dihukum mati oleh mahkamah Mesir dua hari lepas.

Walaupun mereka dihukum ke tali gantung, wajah mereka masih mampu mengukirkan senyum. Apakah kekuatan yang ada pada mereka? 

Monday, March 17, 2014

Bahagia

INILAH MAKNA BAHAGIA…

Bahagia itu fitrah tabie manusia. Semua orang ingin bahagia. Jika ada manusia yang berkata, alangkah bahagianya kalau aku tidak bahagia, dia layak dihantar ke Hospital Bahagia. Kenapa? Sudah tentu orang itu tidak siuman lagi. Manusia yang siuman sentiasa ingin dan mencari bahagia. Bahkan, apa sahaja yang diusahakan dan dilakukan oleh manusia adalah untuk mencapai bahagia.

• Bahagia itu relatif?

Malangnya, keinginan manusia untuk bahagia sering tidak kesampaian. Ini disebabkan ramai manusia tidak tahu apa makna bahagia sebenarnya dan mereka juga tidak tahu bagaimanakah caranya untuk mendapatkannya. Jika kita mencari sesuatu yang tidak diketahui dan dikenali, sudah pasti kita tidak akan menemuinya. Oleh itu, usaha mencari kebahagiaan itu mestilah bermula dengan mencari apa erti kebahagiaan itu terlebih dahulu.
Apakah erti bahagia? Ada yang beranggapan erti bahagia itu relatif. Ia berubah-ubah dan berbeza antara seorang individu dengan yang lain. Bagi yang sakit, sihat itu dirasakan bahagia. Tetapi apabila sudah sihat, kebahagiaan itu bukan pada kesihatan lagi. Sudah beralih kepada perkara yang lain lagi. Bagi golongan ini kebahagiaan itu adalah satu “moving target” yang tidak spesifik ertinya.  
Ada pula golongan pesimis. Mereka beranggapan bahawa tidak ada bahagia di dunia ini. Hidup adalah untuk menderita. Manusia dilahirkan bersama tangisan, hidup bersama tangisan dan akan dihantar ke kubur dengan tangisan. Bahagia adalah satu utopia, ilusi atau angan-angan. Ia tidak ujud dalam realiti dan kenyataan.
 Sumber dalaman atau luaran?
Sebelum mendapat jawapan tentang erti kebahagiaan yang sebenar, mesti dipastikan sumber kebahagiaan itu. Ia datang dari mana? Apakah bahagia itu datang dari luar ke dalam (outside-in) atau dari dalam ke luar (inside-out)?
Ramai yang merasakan bahawa bahagia itu bersumber dari faktor luaran. Ia bersumber daripada harta, kuasa, rupa, nama dan kelulusan yang dimiliki oleh seseorang. Golongan ini merasakan jika berjaya menjadi hartawan, negarawan, bangsawan, rupawan, kenamaan dan cendekiawan maka secara automatik bahagialah mereka.
Atas keyakinan itu ramai yang berhempas pulas dan sanggup melakukan apa sahaja untuk memiliki harta, kuasa dan lain-lain lagi. Kita tidak bahaskan mereka yang miskin, hodoh, tidak popular dan bodoh, lalu gagal merasakan bahagia tetapi mari kita tinjau apakah hidup para hartawan, rupawan, bangsawan, kenamaan dan cendekiawan itu bahagia?
 Realiti hidup jutawan, rupawan dan selebriti.
Realitinya, sudah menjadi “rules of life” (sunatullah), manusia tidak mendapat semua yang diingininya. Tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengelakkan diri daripada sesuatu yang tidak disenanginya. Hidup adalah satu ujian yang menimpa semua manusia, tidak kira kedudukan, harta dan pangkatnya. Firman Allah:
“Dijadikan mati dan hidup adalah untuk menguji manusia siapakah yang terbaik amalannya.” Al Mulk.
Si kaya mungkin memiliki harta yang berjuta, tetapi mana mungkin dia mengelakkan diri daripada sakit, tua dan mati? Inilah yang berlaku kepada Cristina Onasis pewaris kekayaan ayahnya Aristotle Onasis, yang mati pada usia yang masih muda walaupun memiliki harta yang berbilion dollar. Mereka yang rupawan, tidak boleh mengelakkan diri daripada cercaan. Madonna, Paris Hilton (sekadar menyebut berapa nama) pernah dikutuk akibat kelakuan buruk masing-masing. Lady Diana yang memiliki semua pakej kelebihan wanita idaman akhirnya mati dalam keadaan yang tragis dan menyedihkan sekali.
John Lenon tidak dapat mengelakkan diri daripada dibunuh walaupun dirinya dipuja oleh jutaan peminat. Elizabeth Taylor pula sedang membilang usia yang kian meragut kecantikan dan potongan badannya. Itu belum dikira lagi nasib malang yang menimpa negarawan dan bangsawan tersohor seperti Al Malik Farouk (Masir), Shah Iran (Iran), Ferdinand Marcos (Filipina), Louis XVI (Perancis), Tsar (Rusia) dan lain-lain lagi. Tegasnya, kesakitan, cercaan, dijatuhkan dan lain-lain ujian hidup telah menumpaskan ramai hartawan, rupawan, negarawan dan cendekiawan dalam perlumbaan mencari kebahagiaan.
• Bukti hilangnya bahagia.
Apa buktinya, mereka hilang bahagia? Tidak payah kita berhujah menggunakan Al Quran dan Al Hadis, melalui paparan media massa sahaja sudah cukup menjadi bukti betapa tidak bahagianya mereka yang memiliki segala-galanya itu. Aneh, apabila selebriti dari Hollywood, yakni mereka yang memiliki rupa yang cantik, harta yang berbilion dolar, nama yang tersohor tetapi dilanda pelbagai masalah kronik. Senarai nama yang berkenaan cukup panjang …
Mereka yang terlibat dengan arak, rumah tangga cerai berai, dadah, jenayah, sakit jiwa dan bunuh diri ini sudah tentu tidak bahagia. Jika mereka bahagia dengan nama, harta dan rupa yang dimiliki tentulah mereka tidak akan terlibat dengan semua kekacauan jiwa dan kecelaruan peribadi itu. Tentu ada sesuatu yang “hilang” di tengah lambakan harta, rupa yang cantik dan nama yang popular itu.
• Ujian hidup punca hilang bahagia?
Mari kita lihat persoalan ini lebih dekat. Apakah benar ujian hidup menghilangkan rasa bahagia dalam kehidupan ini? Apakah sakit, usia tua, cercaan manusia, kemiskinan, kegagalan, kekalahan dan lain-lain ujian hidup menjadi sebab hilangnya bahagia? Jawabnya, tidak!
Jika kita beranggapan bahawa ujian hidup itu penyebab hilangnya bahagia maka kita sudah termasuk dalam golongan pesimis yang beranggapan tidak ada kebahagiaan di dunia. Mengapa begitu? Kerana hakikatnya hidup adalah untuk diuji. Itu adalah peraturan hidup yang tidak boleh dielakkan. Sekiranya benar itu penyebab hilangnya bahagia, maka tidak ada seorang pun manusia yang akan bahagia kerana semua manusia pasti diuji.
Atas dasar itu, ujian hidup bukan penyebab hilangnya bahagia. Sebagai perumpamaannya, jika air limau nipis diletakkan di atas tangan yang biasa, maka kita tidak akan berasa apa-apa. Sebaliknya, jika air limau itu dititiskan di atas tangan yang luka maka pedihnya akan terasa. Jadi apakah yang menyebabkan rasa pedih itu? Air limau itu kah atau tangan yang luka itu? Tentu jawapannya, luka di tangan itu.
• Metafora air limau dan luka di tangan
Air limau itu adalah umpama ujian hidup, manakala tangan yang luka itu ialah hati yang sakit. Hati yang sakit ialah hati yang dipenuhi oleh sifat-sifat mazmumah seperti takbur, hasad dengki, marah, kecewa, putus asa, dendam, takut, cinta dunia, gila puji, tamak dan lain-lain lagi. Ujian hidup yang menimpa diri hakikatnya menimbulkan sahaja sifat mazmumah yang sedia bersarang di dalam hati. Bila diuji dengan cercaan manusia, timbullah rasa kecewa, marah atau dendam. Bila diuji dengan harta, muncullah sifat tamak, gila puji dan takbur.
Justeru, miskin, cercaan manusia dan lain-lain itu bukanlah penyebab hilang bahagia tetapi rasa kecewa, marah dan tidak sabar itulah yang menyebabkannya. Pendek kata, ujian hidup hakikatnya hanya menyerlahkan sahaja realiti hati yang sudah tidak bahagia lama sebelum ia menimpa seseorang.
Dengan segala hujah di atas terbuktilah bahawa pendapat yang mengatakan bahagia itu datang dari luar ke dalam adalah tertolak sama sekali. Ini kerana faktor “kesihatan” hati jelas lebih dominan dalam menentukan bahagia atau tidaknya seseorang berbanding segala faktor luaran. Ini secara tidak langsung menunjukkan bahawa kebahagiaan itu datang dari dalam ke luar – soal hati.
• Inilah erti bahagia
Secara mudah kebahagiaan itu ialah memiliki hati yang tenang dalam menghadapi apa jua ujian dalam kehidupan. Inilah erti bahagia yang sebenar selaras petunjuk Allah di dalam Al Quran. Firman Allah:
“Ketahuilah dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang.” Al Ra’du 28.
Rasulullah S.A.W. juga telah bersabda:
” Bahawasanya di dalam tubuh badan manusia ada seketul daging. Apabila ia baik, baik pulalah seluruh badan, tetapi apabila ia rosak maka rosak pulalah seluruh badan. Ingatlah ia adalah hati. ” (riwayat Bukhari Muslim)
Rasulullah S.A.W bersabda lagi:
” Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda tetapi kekayaan itu sebenarnya ialah kaya hati “
Kaya hati bermaksud hati yang tenang, lapang dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki – bersyukur dengan apa yang ada, sabar dengan apa yang tiada.
Oleh itu hati perlu dibersihkan serta dipulihara dan dipelihara “kesihatannya” agar lahir sifat-sifat mazmumah seperti amanah, sabar, syukur, qanaah, reda, pemaaf dan sebagainya. Kemuncak kebahagiaan ialah apabila hati seseorang mampu mendorong pemiliknya melakukan kebaikan dan menghindari kejahatan dan larangan yang ditentukan oleh Islam dengan mudah dan secara “auto pilot”.
KAEDAH MENCARI BAHAGIA MENURUT AL QURAN DAN AS SUNAH:
1. Beriman dan beramal salih.
“Siapa yang beramal salih baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang mereka amalkan.” (An-Nahl: 97)
Ibnu ‘Abbas RA meriwayatkan bahawa sekelompok ulama mentafsirkan bahawa kehidupan yang baik (dalam ayat ini) ialah rezeki yang halal dan baik (halalan tayyiban). Sayidina Ali pula mentafsirkannya dengan sifat qana’ah (merasa cukup). Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas, meriwayatkan bahawa kehidupan yang baik itu adalah kebahagiaan.
2. Banyak mengingat Allah .
Dengan berzikir kita akan mendapat kelapangan dan ketenangan sekali gus bebas daripada rasa gelisah dan gundah gulana. Firman Allah:
“Ketahuilah dengan mengingat (berzikir) kepada Allah akan tenang hati itu.” (Ar-Ra’d: 28)
3. Bersandar kepada Allah.
Dengan cara ini seorang hamba akan memiliki kekuatan jiwa dan tidak mudah putus asa dan kecewa. Allah berfirman:
“Siapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya.” (Ath-Thalaq: 3)
4. Sentiasa mencari peluang berbuat baik.
Berbuat baik kepada makhluk dalam bentuk ucapan mahupun perbuatan dengan ikhlas dan mengharapkan pahala daripada Allah akan memberi ketenangan hati.
Firman-Nya:
“Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh ( manusia) untuk bersedekah atau berbuat kebaikan dan ketaatan atau memperbaiki hubungan di antara manusia. Barang siapa melakukan hal itu karena mengharapkan keredaan Allah, nescaya kelak Kami akan berikan padanya pahala yang besar.” (An-Nisa: 114)
5. Tidak panjang angan-angan tentang masa depan dan tidak meratapi masa silam.
Fikir tetapi jangan khuatir. Jangan banyak berangan-angan terhadap masa depan yang belum pasti. Ini akan menimbulkan rasa gelisah oleh kesukaran yang belum tentu datang. Juga tidak terus meratapi kegagalan dan kepahitan masa lalu karena apa yang telah berlalu tidak mungkin dapat dikembalikan semula. Rasulullah SAW bersabda: “Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagi mu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpa mu sesuatu (dari perkara yang tidak disukai) janganlah engkau berkata: “Seandainya aku melakukan ini nescaya akan begini dan begitu,” akan tetapi katakanlah: “Allah telah menetapkan dan apa yang Dia inginkan Dia akan lakukan,” karena sesungguhnya kalimat ‘seandainya’ itu membuka amalan syaitan.” (HR. Muslim)
6. Melihat “kelebihan” bukan kekurangan diri.
Lihatlah orang yang di bawah dari segi kehidupan dunia, misalnya dalam kurniaan rezeki karena dengan begitu kita tidak akan meremehkan nikmat Allah yang diberikan Allah kepada kita. Rasulullah SAW bersabda:
“Lihatlah orang yang di bawah kamu dan jangan melihat orang yang di atas kamu karena dengan (melihat ke bawah) lebih pantas untuk kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepada kamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

7. Jangan mengharapkan ucapan terima kasih manusia.

Ketika melakukan sesuatu kebaikan, jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan manusia. Berharaplah hanya kepada Allah. Kata bijak pandai, jangan mengharapkan ucapan terima kasih kerana umumnya manusia tidak pandai berterima kasih. Malah ada di antara hukama berkata, “sekiranya kita mengharapkan ucapan terima kasih daripada manusia nescaya kita akan menjadi orang yang sakit jiwa!”. Firman Allah:
“Kami memberi makan kepada kalian hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menginginkan dari kalian balasan dan tidak pula ucapan terima kasih.” (Al Insan: 9)
ZIKRULLAH YANG MEMBAWA BAHAGIA
Ketenangan itu dicapai melalui zikrullah. Zikrullah akan memberi ketenangan buat hati. Ketenangan hati itulah kebahagiaan sebenar. Tetapi kenapa ada orang yang berzikir tetapi hati tidak ataupun belum tenang? (Untuk mendapat jawapannya, tolong rujuk kembali entri dalam blog ini dalam tajuk: Mencari Ketenangan Hati)
Hati adalah sumber dari segala-galanya dalam hidup kita, agar kehidupan kita baik dan benar, maka kita perlu menjaga kebersihan hati kita. Jangan sampai hati kita kotori dengan hal-hal yang dapat merosak kehidupan kita apalagi sampai merosak kebahagiaan hidup kita di dunia ini dan di akhirat nanti.
Ingatlah, untuk menjaga kebersihan hati, (selalin berzikir) kita perlu menjaga penglihatan, pendengaran, fikiran, ucapan kita dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Dengan menjaga hal-hal tersebut kita dapat menjaga kebersihan hati kita. Dengan hati yang bersih kita gapai kebahagiaan dunia dan akhirat.  Jadi berhati-hatilah menjaga hati kerana ia adalah punca ketenangan dan kebahagiaan diri!
Kita harus melatih hati kita supaya sentiasa berniat baik dan inginkan sesuatu yang baik. Sentiasa riang, gembira dan tenang dengan setiap pekerjaan yang dilakukan. Sentiasa melakukan kerja amal, tolong menolong, bergotong royong, sentiasa bercakap benar, sopan dan hidup dengan berkasih sayang antara satu dengan lain.
Marilah kita bersihkan hati kita dari segala kotorannya dengan memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbanyak doa agar Allah SWT mengurniakan kita hati yang bersih dan selalu dekat dengan-Nya. Itulah beberapa hal yang mungkin dapat kita jadikan landasan untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia ini dan juga sebagai bekal untuk menghadapi kehidupan akhirat nanti.
Sebenarnya kebahagiaan hidup yang hakiki dan ketenangan hanya didapatkan dalam agama Islam yang mulia ini. Sehingga yang dapat hidup bahagia dalam erti yang sebenarnya hanyalah orang-orang yang berpegang teguh dengan agama.
APA ITU BAHAGIA?
Oleh: Pahrol Mohamad Juoi
Jika ada manusia yang berkata, alangkah bahagianya kalau aku tidak bahagia, maka sudah tentu dia tidak siuman lagi kerana bahagia itu merupakan fitrah semula jadi setiap manusia. Tidak ada manusia yang tidak inginkannya. Bahkan, apa sahaja yang diusahakan dan dilakukan oleh manusia adalah untuk mencapai bahagia.
• Bahagia itu relatif?
Malangnya, keinginan manusia untuk bahagia sering tidak kesampaian. Ini disebabkan ramai manusia tidak tahu apa makna bahagia sebenarnya dan mereka juga tidak tahu bagaimanakah caranya untuk mendapatkannya. Jika kita mencari sesuatu yang tidak diketahui dan dikenali, sudah pasti kita tidak akan menemuinya. Oleh itu, usaha mencari kebahagiaan itu mestilah bermula dengan mencari apa erti kebahagiaan itu terlebih dahulu.
Apakah erti bahagia? Ada yang beranggapan erti bahagia itu relatif. Ia berubah-ubah dan berbeza antara seorang individu dengan yang lain. Bagi yang sakit, sihat itu dirasakan bahagia. Tetapi apabila sudah sihat, kebahagiaan itu bukan pada kesihatan lagi. Sudah beralih kepada perkara yang lain lagi. Bagi golongan ini kebahagiaan itu adalah satu “moving target” yang tidak spesifik ertinya.
Ada pula golongan pesimis. Mereka beranggapan bahawa tidak ada bahagia di dunia ini. Hidup adalah untuk menderita. Manusia dilahirkan bersama tangisan, hidup bersama tangisan dan akan dihantar ke kubur dengan tangisan. Bahagia adalah satu utopia, ilusi atau angan-angan. Ia tidak ujud dalam realiti dan kenyataan.
• Sumber dalaman atau luaran?
Sebelum mendapat jawapan tentang erti kebahagiaan yang sebenar, mesti dipastikan sumber kebahagiaan itu. Ia datang dari mana? Apakah bahagia itu datang dari luar ke dalam (outside-in) atau dari dalam ke luar (inside-out)?
Ramai yang merasakan bahawa bahagia itu bersumber dari faktor luaran. Ia bersumber daripada harta, kuasa, rupa, nama dan kelulusan yang dimiliki oleh seseorang. Golongan ini merasakan jika berjaya menjadi hartawan, negarawan, bangsawan, rupawan, kenamaan dan cendekiawan maka secara automatik bahagialah mereka.
Atas keyakinan itu ramai yang berhempas pulas dan sanggup melakukan apa sahaja untuk memiliki harta, kuasa dan lain-lain lagi. Kita tidak bahaskan mereka yang miskin, hodoh, tidak popular dan bodoh, lalu gagal merasakan bahagia tetapi mari kita tinjau apakah hidup para hartawan, rupawan, bangsawan, kenamaan dan cendekiawan itu bahagia?
• Realiti hidup jutawan, rupawan dan selebriti.
Realitinya, sudah menjadi “rules of life” (sunatullah), manusia tidak mendapat semua yang diingininya. Tidak ada seorang manusia pun yang dapat mengelakkan diri daripada sesuatu yang tidak disenanginya. Hidup adalah satu ujian yang menimpa semua manusia, tidak kira kedudukan, harta dan pangkatnya. Firman Allah:
“Dijadikan mati dan hidup adalah untuk menguji manusia siapakah yang terbaik amalannya.” Al Mulk.
Si kaya mungkin memiliki harta yang berjuta, tetapi mana mungkin dia mengelakkan diri daripada sakit, tua dan mati? Inilah yang berlaku kepada Cristina Onasis pewaris kekayaan ayahnya Aristotle Onasis, yang mati pada usia yang masih muda walaupun memiliki harta yang berbilion dollar. Mereka yang rupawan, tidak boleh mengelakkan diri daripada cercaan. Madonna, Paris Hilton (sekadar menyebut berapa nama) pernah dikutuk akibat kelakuan buruk masing-masing. Lady Diana yang memiliki semua pakej kelebihan wanita idaman akhirnya mati dalam keadaan yang tragis dan menyedihkan sekali.
John Lenon tidak dapat mengelakkan diri daripada dibunuh walaupun dirinya dipuja oleh jutaan peminat. Elizabeth Taylor pula sedang membilang usia yang kian meragut kecantikan dan potongan badannya. Itu belum dikira lagi nasib malang yang menimpa negarawan dan bangsawan tersohor seperti Al Malik Farouk (Masir), Shah Iran (Iran), Ferdinand Marcos (Filipina), Louis XVI (Perancis), Tsar (Rusia) dan lain-lain lagi. Tegasnya, kesakitan, cercaan, dijatuhkan dan lain-lain ujian hidup telah menumpaskan ramai hartawan, rupawan, negarawan dan cendekiawan dalam perlumbaan mencari kebahagiaan.
• Bukti hilangnya bahagia.
Apa buktinya, mereka hilang bahagia? Tidak payah kita berhujah menggunakan Al Quran dan Al Hadis, melalui paparan media massa sahaja sudah cukup menjadi bukti betapa tidak bahagianya mereka yang memiliki segala-galanya itu. Aneh, apabila selebriti dari Hollywood, yakni mereka yang memiliki rupa yang cantik, harta yang berbilion dolar, nama yang tersohor tetapi dilanda pelbagai masalah kronik. Senarai nama yang berkenaan cukup panjang (lihat sebahagian fakta yang dipaparkan).
Mereka yang terlibat dengan arak, rumah tangga cerai berai, dadah, jenayah, sakit jiwa dan bunuh diri ini sudah tentu tidak bahagia. Jika mereka bahagia dengan nama, harta dan rupa yang dimiliki tentulah mereka tidak akan terlibat dengan semua kekacauan jiwa dan kecelaruan peribadi itu. Tentu ada sesuatu yang “hilang” di tengah lambakan harta, rupa yang cantik dan nama yang popular itu.
• Ujian hidup punca hilang bahagia?
Mari kita lihat persoalan ini lebih dekat. Apakah benar ujian hidup menghilangkan rasa bahagia dalam kehidupan ini? Apakah sakit, usia tua, cercaan manusia, kemiskinan, kegagalan, kekalahan dan lain-lain ujian hidup menjadi sebab hilangnya bahagia? Jawabnya, tidak!
Jika kita beranggapan bahawa ujian hidup itu penyebab hilangnya bahagia maka kita sudah termasuk dalam golongan pesimis yang beranggapan tidak ada kebahagiaan di dunia. Mengapa begitu? Kerana hakikatnya hidup adalah untuk diuji. Itu adalah peraturan hidup yang tidak boleh dielakkan. Sekiranya benar itu penyebab hilangnya bahagia, maka tidak ada seorang pun manusia yang akan bahagia kerana semua manusia pasti diuji.
Atas dasar itu, ujian hidup bukan penyebab hilangnya bahagia. Sebagai perumpamaannya, jika air limau nipis diletakkan di atas tangan yang biasa, maka kita tidak akan berasa apa-apa. Sebaliknya, jika air limau itu dititiskan di atas tangan yang luka maka pedihnya akan terasa. Jadi apakah yang menyebabkan rasa pedih itu? Air limau itu kah atau tangan yang luka itu? Tentu jawapannya, luka di tangan itu.
• Metafora air limau dan luka di tangan
Air limau itu adalah umpama ujian hidup, manakala tangan yang luka itu ialah hati yang sakit. Hati yang sakit ialah hati yang dipenuhi oleh sifat-sifat mazmumah seperti takbur, hasad dengki, marah, kecewa, putus asa, dendam, takut, cinta dunia, gila puji, tamak dan lain-lain lagi. Ujian hidup yang menimpa diri hakikatnya menimbulkan sahaja sifat mazmumah yang sedia bersarang di dalam hati. Bila diuji dengan cercaan manusia, timbullah rasa kecewa, marah atau dendam. Bila diuji dengan harta, muncullah sifat tamak, gila puji dan takbur.
Justeru, miskin, cercaan manusia dan lain-lain itu bukanlah penyebab hilang bahagia tetapi rasa kecewa, marah dan tidak sabar itulah yang menyebabkannya. Pendek kata, ujian hidup hakikatnya hanya menyerlahkan sahaja realiti hati yang sudah tidak bahagia lama sebelum ia menimpa seseorang.
Dengan segala hujah di atas terbuktilah bahawa pendapat yang mengatakan bahagia itu datang dari luar ke dalam adalah tertolak sama sekali. Ini kerana faktor “kesihatan” hati jelas lebih dominan dalam menentukan bahagia atau tidaknya seseorang berbanding segala faktor luaran. Ini secara tidak langsung menunjukkan bahawa kebahagiaan itu datang dari dalam ke luar – soal hati.
• Inilah erti bahagia
Secara mudah kebahagiaan itu ialah memiliki hati yang tenang dalam menghadapi apa jua ujian dalam kehidupan. Inilah erti bahagia yang sebenar selaras petunjuk Allah di dalam Al Quran. Firman Allah:
“Ketahuilah dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang.” Al Ra’du 28.
Rasulullah S.A.W. juga telah bersabda:
” Bahawasanya di dalam tubuh badan manusia ada seketul daging. Apabila ia baik, baik pulalah seluruh badan, tetapi apabila ia rosak maka rosak pulalah seluruh badan. Ingatlah ia adalah hati. ” (riwayat Bukhari Muslim)
Rasulullah S.A.W bersabda lagi:
” Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda tetapi kekayaan itu sebenarnya ialah kaya hati “
Kaya hati bermaksud hati yang tenang, lapang dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki – bersyukur dengan apa yang ada, sabar dengan apa yang tiada.
Oleh itu hati perlu dibersihkan serta dipulihara dan dipelihara “kesihatannya” agar lahir sifat-sifat mazmumah seperti amanah, sabar, syukur, qanaah, reda, pemaaf dan sebagainya. Kemuncak kebahagiaan ialah apabila hati seseorang mampu mendorong pemiliknya melakukan kebaikan dan menghindari kejahatan dan larangan yang ditentukan oleh Islam dengan mudah dan secara “auto pilot”.
KAEDAH MENCARI BAHAGIA MENURUT AL QURAN DAN AS SUNAH:
1. Beriman dan beramal salih.
“Siapa yang beramal salih baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan ia beriman, maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang mereka amalkan.” (An-Nahl: 97)
Ibnu ‘Abbas RA meriwayatkan bahawa sekelompok ulama mentafsirkan bahawa kehidupan yang baik (dalam ayat ini) ialah rezeki yang halal dan baik (halalan tayyiban). Sayidina Ali pula mentafsirkannya dengan sifat qana’ah (merasa cukup). Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas, meriwayatkan bahawa kehidupan yang baik itu adalah kebahagiaan.
2. Banyak mengingat Allah .
Dengan berzikir kita akan mendapat kelapangan dan ketenangan sekali gus bebas daripada rasa gelisah dan gundah gulana. Firman Allah:
“Ketahuilah dengan mengingat (berzikir) kepada Allah akan tenang hati itu.” (Ar-Ra’d: 28)
3. Bersandar kepada Allah.
Dengan cara ini seorang hamba akan memiliki kekuatan jiwa dan tidak mudah putus asa dan kecewa. Allah berfirman:
“Siapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya.” (Ath-Thalaq: 3)
4. Sentiasa mencari peluang berbuat baik.
Berbuat baik kepada makhluk dalam bentuk ucapan mahupun perbuatan dengan ikhlas dan mengharapkan pahala daripada Allah akan memberi ketenangan hati.
Firman-Nya:
“Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh ( manusia) untuk bersedekah atau berbuat kebaikan dan ketaatan atau memperbaiki hubungan di antara manusia. Barang siapa melakukan hal itu karena mengharapkan keredaan Allah, nescaya kelak Kami akan berikan padanya pahala yang besar.” (An-Nisa: 114)
5. Tidak panjang angan-angan tentang masa depan dan tidak meratapi masa silam.
Fikir tetapi jangan khuatir. Jangan banyak berangan-angan terhadap masa depan yang belum pasti. Ini akan menimbulkan rasa gelisah oleh kesukaran yang belum tentu datang. Juga tidak terus meratapi kegagalan dan kepahitan masa lalu karena apa yang telah berlalu tidak mungkin dapat dikembalikan semula. Rasulullah SAW bersabda: “Bersemangatlah untuk memperoleh apa yang bermanfaat bagi mu dan minta tolonglah kepada Allah dan janganlah lemah. Bila menimpa mu sesuatu (dari perkara yang tidak disukai) janganlah engkau berkata: “Seandainya aku melakukan ini nescaya akan begini dan begitu,” akan tetapi katakanlah: “Allah telah menetapkan dan apa yang Dia inginkan Dia akan lakukan,” karena sesungguhnya kalimat ‘seandainya’ itu membuka amalan syaitan.” (HR. Muslim)
6. Melihat “kelebihan” bukan kekurangan diri.
Lihatlah orang yang di bawah dari segi kehidupan dunia, misalnya dalam kurniaan rezeki karena dengan begitu kita tidak akan meremehkan nikmat Allah yang diberikan Allah kepada kita. Rasulullah SAW bersabda:
“Lihatlah orang yang di bawah kamu dan jangan melihat orang yang di atas kamu karena dengan (melihat ke bawah) lebih pantas untuk kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepada kamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
7. Jangan mengharapkan ucapan terima kasih manusia.
Ketika melakukan sesuatu kebaikan, jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan manusia. Berharaplah hanya kepada Allah. Kata bijak pandai, jangan mengharapkan ucapan terima kasih kerana umumnya manusia tidak pandai berterima kasih. Malah ada di antara hukama berkata, “sekiranya kita mengharapkan ucapan terima kasih daripada manusia nescaya kita akan menjadi orang yang sakit jiwa!”. Firman Allah:
“Kami memberi makan kepada kalian hanyalah karena mengharap wajah Allah, kami tidak menginginkan dari kalian balasan dan tidak pula ucapan terima kasih.” (Al Insan: 9)