Dunia Sementara Akhirat Selamanya
Bismillahirohmannirohim...
Allah Swt menciptakan Dunia ini untuk kita Manusia.
Namun kita di Ciptakan oleh Allah bukanlah untuk Dunia ini
Allah Swt menciptakan kita adalah untuk kehidupan Akhirat yang Selama-lamanya
Ketetapan Allah bahwasanya Dunia ini hanyalah Sementara saja
Apa saja yang ada di dunia, siapa saja yang berada di Dunia hanya Sementara saja
Kaya di Dunia Kaya yang Sementara
Miskin di dunia miskin pun yang Sementara
Jadi Raja di Dunia raja yang Sementara
Jadi Rakyat pun Sementara saja
Bismillahirohmannirohim...
Allah Swt menciptakan Dunia ini untuk kita Manusia.
Namun kita di Ciptakan oleh Allah bukanlah untuk Dunia ini
Allah Swt menciptakan kita adalah untuk kehidupan Akhirat yang Selama-lamanya
Ketetapan Allah bahwasanya Dunia ini hanyalah Sementara saja
Apa saja yang ada di dunia, siapa saja yang berada di Dunia hanya Sementara saja
Kaya di Dunia Kaya yang Sementara
Miskin di dunia miskin pun yang Sementara
Jadi Raja di Dunia raja yang Sementara
Jadi Rakyat pun Sementara saja
Jom Tengok Macam Macam TV yg Percuma termasuk tv1/2 dan lagi lagi
Sunday, March 9, 2014
HUJAN
jadikan pengajaran
Pada zaman Nabi Musa as, kaum bani Israil
pernah ditimpa musim kemarau panjang, lalu
mereka berkumpul menemui Nabi Musa as dan
berkata:
“Wahai Kalamullah, tolonglah doakan kami
kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan
menurunkan hujan untuk kami!” Kemudian
berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan
mereka bersama-sama berangkat menuju ke
tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan
bahwa jumlah mereka pada waktu itu lebih
kurang tujuh puluh ribu orang.
Setelah mereka sampai ke tempat yang dituju,
maka Nabi Musa as mulai berdoa. Diantara isi
doanya itu ialah: “Tuhanku, siramlah kami
dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada
kami rahmat-Mu dan kasihanilah kami
terutama bagi anak-anak kecil yang masih
menyusu, hewan ternak yang memerlukan
rumput dan orang-orang tua yang sudah
bongkok. Sebagaimana yang kami saksikan
pada saat ini, langit sangat cerah dan matahari
semakin panas.
Tuhanku, jika seandainya Engkau tidak lagi
menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu,
maka aku mengharapkan keberkatan Nabi yang
ummi yaitu Muhammad SAW yang akan Engkau
utus untuk Nabi akhir zaman.”
Kepada Nabi Musa as Allah menurunkan
wahyu-Nya yang isinya: “Aku tidak pernah
merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku,
sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai
kedudukan yang tinggi. Akan tetapi bersama
denganmu ini ada orang yang secara terang-
terangan melakukan perbuatan maksiat selama
empat puluh tahun. Engkau boleh
memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan
orang-orang yang hadir di tempat ini! Orang
itulah sebagai penyebab terhalangnya turun
hujan untuk kamu semuanya.”
Nabi Musa kembali berkata: “Wahai Tuhanku,
aku adalah hamba-Mu yang lemah, suaraku
juga lemah, apakah mungkin suaraku ini akan
dapat didengarnya, sedangkan jumlah mereka
lebih dari tujuh puluh ribu orang?” Allah
berfirman: “Wahai Musa, kamulah yang
memanggil dan Aku-lah yang akan
menyampaikannya kepada mereka!.”
Menuruti apa yang diperintahkan oleh Allah,
maka Nabi Musa as segera berdiri dan berseru
kepada kaumnya: “Wahai seorang hamba yang
durhaka yang secara terang-terangan
melakukannya bahkan lamanya sebanyak
empat puluh tahun, keluarlah kamu dari
rombongan kami ini, karena kamulah, hujan
tidak diturunkan oleh Allah kepada kami
semuanya!”
Mendengar seruan dari Nabi Musa as itu, maka
orang yang durhaka itu berdiri sambil melihat
kekanan kekiri. Akan tetapi, dia tidak melihat
seorangpun yang keluar dari rombongan itu.
Dengan demikian tahulah dia bahwa yang
dimaksudkan oleh Nabi Musa as itu adalah
dirinya sendiri. Di dalam hatinya berkata: “Jika
aku keluar dari rombongan ini, niscaya akan
terbukalah segala kejahatan yang telah aku
lakukan selama ini terhadap kaum bani Israil,
akan tetapi bila aku tetap bertahan untuk tetap
duduk bersama mereka, pasti hujan tidak akan
diturunkan oleh Allah SWT.”
Setelah berkata demikian dalam hatinya, lelaki
itu lalu menyembunyikan kepalanya di sebalik
bajunya dan menyesali segala perbuatan yang
telah dilakukannya sambil berdoa: “Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah durhaka
kepada-Mu selama lebih empat puluh tahun,
walaupun demikian Engkau masih memberikan
kesempatan kepadaku dan sekarang aku datang
kepada-Mu dengan ketaatan maka terimalah
taubatku ini.” Beberapa saat selepas itu,
kelihatanlah awan yang bergumpalan di langit,
seiring dengan itu hujanpun turun dengan
lebatnya bagaikan ditumpahkan dari atas
langit.
Melihat keadaan demikian maka Nabi Musa as
berkata: “Tuhanku, mengapa Engkau
memberikan hujan kepada kami, bukankah di
antara kami tidak ada seorangpun yang keluar
serta mengakui akan dosa yang dilakukannya?”
Allah berfirman: “Wahai Musa, aku
menurunkan hujan ini juga di sebabkan oleh
orang yang dahulunya sebagai sebab Aku tidak
menurunkan hujan kepada kamu.”
Nabi Musa berkata: “Tuhanku, lihatkanlah
kepadaku siapa sebenarnya hamba-Mu yang
taat itu?”
Allah berfirman: “Wahai Musa, dulu ketika dia
durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah
membuka aibnya. Apakah sekarang Aku akan
membuka aibnya itu ketika dia telah taat
kepada-Ku? Wahai Musa, sesungguhnya Aku
sangat benci kepada orang yang suka
mengadu. Apakah sekarang Aku harus menjadi
pengadu?”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment