Dunia Sementara Akhirat Selamanya
Bismillahirohmannirohim...
Allah Swt menciptakan Dunia ini untuk kita Manusia.
Namun kita di Ciptakan oleh Allah bukanlah untuk Dunia ini
Allah Swt menciptakan kita adalah untuk kehidupan Akhirat yang Selama-lamanya
Ketetapan Allah bahwasanya Dunia ini hanyalah Sementara saja
Apa saja yang ada di dunia, siapa saja yang berada di Dunia hanya Sementara saja
Kaya di Dunia Kaya yang Sementara
Miskin di dunia miskin pun yang Sementara
Jadi Raja di Dunia raja yang Sementara
Jadi Rakyat pun Sementara saja
Bismillahirohmannirohim...
Allah Swt menciptakan Dunia ini untuk kita Manusia.
Namun kita di Ciptakan oleh Allah bukanlah untuk Dunia ini
Allah Swt menciptakan kita adalah untuk kehidupan Akhirat yang Selama-lamanya
Ketetapan Allah bahwasanya Dunia ini hanyalah Sementara saja
Apa saja yang ada di dunia, siapa saja yang berada di Dunia hanya Sementara saja
Kaya di Dunia Kaya yang Sementara
Miskin di dunia miskin pun yang Sementara
Jadi Raja di Dunia raja yang Sementara
Jadi Rakyat pun Sementara saja
Jom Tengok Macam Macam TV yg Percuma termasuk tv1/2 dan lagi lagi
Thursday, May 5, 2011
Muhasabah Diri Sebagai Hamba Allah
Memang fitrah setiap manusia cukup senang dan puas hati kiranya ada orang memujinya seperti, "Awak ni, baiklah" dan sebagainya. Tetapi, bagaimana pula kalau sebaliknya? Tentu ramai yang tidak senang hati dan sekaligus menganggap orang yang tidak memujinya itu adalah musuhnya.
Nampaknya kebanyakan manusia hari ini terlalu ghairah dan leka dengan pujian dan sanjungan sedangkan itu semua merupakan satu jalan yang memudahkan seseorang itu terjun ke neraka Allah swt. Wal iyazubillah. Lebih parah lagi, ada di antara manusia hari ini merasakan dirinya baik, malah lebih baik dan lebih mulia daripada orang lain.
Atas alasan dan perasaan demikianlah mereka kini menilik kelemahan orang lain, selalu menganalisa orang lain, selalu nampak kesalahan orang dan selalu merasakan orang lain dalam dosa dan noda. Alangkah tertipunya mereka yang bersikap demikian tanpa mereka sedari rupa- rupanya sifat sombong dan angkuh menguasai diri dan jiwa mereka. Ia kini telah berjaya diperdayakan oleh nafsu ammarahnya.
Jalan yang selamat untuk menjaga amal ibadah yang telah dilakukan sekian lama seperti sembahyang, puasa, sedekah, menutup aurat dan sebagainya ialah dengan memiliki sifat-sifat yang terpuji, umpamanya seringkali merasakan diri bergelumang dengan dosa dan maksiat, sering merasakan ia melakukan kesilapan dan kesalahan samada sesama makhluk mahupun dengan Allah.
Sikap selalu menganalisa diri sendiri dan merenung keaiban diri (muhasabah diri), itu adalah satu sikap yang sewajarnya dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang cintakan Allah, yang kasihkan Rasulullah, yang rindukan syurga Allah dan yang gerunkan Neraka Allah swt.
Jangan sekali-kali termasuk ke dalam golongan orang yang mengaku dirinya sudah baik tetapi jadilah orang yang bercita-cita untuk membuat kebaikan sebanyak yang mungkin, selalulah merasakan diri tidak baik lagi dan paling tidak sempurna amal dan tingkahlaku jika dibandingkan dengan orang lain.
Untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan pada Allah swt dari satu waktu ke satu waktu, muhasabah diri adalah suatu perkara yang sangat bernilai dan penting sekali. Kita sepatutnya seringkali mengukur sejauh mana ketaatan yang telah kita lakukan terhadap Allah dan dosa apakah yang kerapkali kita lakukan terhadap-Nya.
Bagi hamba Allah yang benar-benar waras fikirannya ia jarang sekali menyalahkan orang lain sekiranya ia dipersalahkan. Andainya ia benar- benar bersalah ia akan bertaubat dan membuat perubahan diri, sekiranya ia tidak bersalah ia berlapang dada dan berkata kepada hati kecilnya, "Tak apalah, ini ujian untukku dan mungkin ini suatu penghapusan dosa buatku." Bagi orang yang rosak hatinya, sekiranya ia melakukan kesalahan ia takut untuk mengatakan yang hak, ia tidak mahu mengakui bahawa dirinya bersalah dan ia tetap mempertahankan bahawa dirinya tidak pernah menyakiti hati orang lain. Ingatlah, hati yang tidak baik akan melahirkan kelakuan yang buruk, ianya akan menjadi racun dalam hidup dan membahayakan masyarakat serta alam sejagat.
Masalah hati tiada siapa yang tahu seperti kata pepatah, ;Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa yang tahu.; Yakinlah bagaimana pandainya manusia menutupi kejahatan hatinya, lambat laung Allah akan menampakkan juga apa yang tersimpan dalam lubuk hatinya. Seseorang itu tidak layak mendapat gelaran hamba Allah yang baik dan yang suci hatinya selagi ia:
1. Tidak mentaati titah perintah Allah sungguh-sungguh.
2. Tidak meninggalkan larangan-larangan Allah
3. Tidak menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji.
4. Tidak mengikiskan diri daripada sifat-sifat tercela.
Bercita-citalah kita untuk menjadi hamba yang baik sesuai dengan tuntutan-Nya dan Rasul-Nya. Baik dari segi amal dan kelakuan, baik hati dan halus tuturkata sesama insan. Hendaklah berusaha sedaya upaya menghapuskan penyakit hati yang merosakkan diri seperti hasad dengki, pemarah, iri hati, jahat sangka dan sebagainya. Beramallah semata-mata mengharapkan redha Allah bukan untuk riak dan sombong.
Jagailah lidah kita daripada mengeluarkan tuturkata yang dapat mencacatkan persahabatan dan tali persaudaraan. Jagailah tuturkata agar ianya tidak melukai hati orang lain. Ingatlah ; tuturkata yang mengandungi racun yang berbisa seperti melemparkan fitnah, memperli dan menyindir orang lain, mencari-cari kesilapan orang lain untuk dijadikan bahan yang membolehkan dirinya dapat mengambil keuntungan dan publisiti di dalamnya, mestilah dijauhi.
Firman Allah dalam Surah Fussilat ayat 46, maksudnya:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang baik, maka kebaikan itu untuk dirinya sendiri. Barangsiapa yang berbuat jahat maka kejahatannya itu untuk dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiayai hambanya.; Oleh itu, berazamlah kita semua termasuklah saya sendiri untuk menjadi hamba Allah yang baik, yang mulia di sisinya kelak, dan bercita-citalah mengatur langkah untuk terus memburu kasih sayang dan redha Allah. Semoga Allah menerima kita semua sebagai hamba-hambanya yang berhak mendapat kedudukan yang mulia di sisi Nya kelak. "
Nampaknya kebanyakan manusia hari ini terlalu ghairah dan leka dengan pujian dan sanjungan sedangkan itu semua merupakan satu jalan yang memudahkan seseorang itu terjun ke neraka Allah swt. Wal iyazubillah. Lebih parah lagi, ada di antara manusia hari ini merasakan dirinya baik, malah lebih baik dan lebih mulia daripada orang lain.
Atas alasan dan perasaan demikianlah mereka kini menilik kelemahan orang lain, selalu menganalisa orang lain, selalu nampak kesalahan orang dan selalu merasakan orang lain dalam dosa dan noda. Alangkah tertipunya mereka yang bersikap demikian tanpa mereka sedari rupa- rupanya sifat sombong dan angkuh menguasai diri dan jiwa mereka. Ia kini telah berjaya diperdayakan oleh nafsu ammarahnya.
Jalan yang selamat untuk menjaga amal ibadah yang telah dilakukan sekian lama seperti sembahyang, puasa, sedekah, menutup aurat dan sebagainya ialah dengan memiliki sifat-sifat yang terpuji, umpamanya seringkali merasakan diri bergelumang dengan dosa dan maksiat, sering merasakan ia melakukan kesilapan dan kesalahan samada sesama makhluk mahupun dengan Allah.
Sikap selalu menganalisa diri sendiri dan merenung keaiban diri (muhasabah diri), itu adalah satu sikap yang sewajarnya dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang cintakan Allah, yang kasihkan Rasulullah, yang rindukan syurga Allah dan yang gerunkan Neraka Allah swt.
Jangan sekali-kali termasuk ke dalam golongan orang yang mengaku dirinya sudah baik tetapi jadilah orang yang bercita-cita untuk membuat kebaikan sebanyak yang mungkin, selalulah merasakan diri tidak baik lagi dan paling tidak sempurna amal dan tingkahlaku jika dibandingkan dengan orang lain.
Untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan pada Allah swt dari satu waktu ke satu waktu, muhasabah diri adalah suatu perkara yang sangat bernilai dan penting sekali. Kita sepatutnya seringkali mengukur sejauh mana ketaatan yang telah kita lakukan terhadap Allah dan dosa apakah yang kerapkali kita lakukan terhadap-Nya.
Bagi hamba Allah yang benar-benar waras fikirannya ia jarang sekali menyalahkan orang lain sekiranya ia dipersalahkan. Andainya ia benar- benar bersalah ia akan bertaubat dan membuat perubahan diri, sekiranya ia tidak bersalah ia berlapang dada dan berkata kepada hati kecilnya, "Tak apalah, ini ujian untukku dan mungkin ini suatu penghapusan dosa buatku." Bagi orang yang rosak hatinya, sekiranya ia melakukan kesalahan ia takut untuk mengatakan yang hak, ia tidak mahu mengakui bahawa dirinya bersalah dan ia tetap mempertahankan bahawa dirinya tidak pernah menyakiti hati orang lain. Ingatlah, hati yang tidak baik akan melahirkan kelakuan yang buruk, ianya akan menjadi racun dalam hidup dan membahayakan masyarakat serta alam sejagat.
Masalah hati tiada siapa yang tahu seperti kata pepatah, ;Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa yang tahu.; Yakinlah bagaimana pandainya manusia menutupi kejahatan hatinya, lambat laung Allah akan menampakkan juga apa yang tersimpan dalam lubuk hatinya. Seseorang itu tidak layak mendapat gelaran hamba Allah yang baik dan yang suci hatinya selagi ia:
1. Tidak mentaati titah perintah Allah sungguh-sungguh.
2. Tidak meninggalkan larangan-larangan Allah
3. Tidak menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji.
4. Tidak mengikiskan diri daripada sifat-sifat tercela.
Bercita-citalah kita untuk menjadi hamba yang baik sesuai dengan tuntutan-Nya dan Rasul-Nya. Baik dari segi amal dan kelakuan, baik hati dan halus tuturkata sesama insan. Hendaklah berusaha sedaya upaya menghapuskan penyakit hati yang merosakkan diri seperti hasad dengki, pemarah, iri hati, jahat sangka dan sebagainya. Beramallah semata-mata mengharapkan redha Allah bukan untuk riak dan sombong.
Jagailah lidah kita daripada mengeluarkan tuturkata yang dapat mencacatkan persahabatan dan tali persaudaraan. Jagailah tuturkata agar ianya tidak melukai hati orang lain. Ingatlah ; tuturkata yang mengandungi racun yang berbisa seperti melemparkan fitnah, memperli dan menyindir orang lain, mencari-cari kesilapan orang lain untuk dijadikan bahan yang membolehkan dirinya dapat mengambil keuntungan dan publisiti di dalamnya, mestilah dijauhi.
Firman Allah dalam Surah Fussilat ayat 46, maksudnya:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang baik, maka kebaikan itu untuk dirinya sendiri. Barangsiapa yang berbuat jahat maka kejahatannya itu untuk dirinya sendiri dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiayai hambanya.; Oleh itu, berazamlah kita semua termasuklah saya sendiri untuk menjadi hamba Allah yang baik, yang mulia di sisinya kelak, dan bercita-citalah mengatur langkah untuk terus memburu kasih sayang dan redha Allah. Semoga Allah menerima kita semua sebagai hamba-hambanya yang berhak mendapat kedudukan yang mulia di sisi Nya kelak. "
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment